Senin, 28 Februari 2011

Susu, Sehatkah Bagi Kita?


Oleh : Ari Pradana (Mahasiswa Kimia Fakultas MIPA UNLAM)

Banyak iklan-iklan di media masa mengatakan bahwa mengkonsumsi susu merupakan langkah baik untuk mendapatkan kesehatan yang alami bagi tubuh. Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya benar demikian. Mengkonsumsi susu memiliki banyak dampak negatif bagi tubuh kita. Menurut buku dari seorang ahli bedah dunia Hiromi Shinya, MD yang sekaligus menjadi Guru Besar Kedokteran Albert Einstein College of Medicine, AS yang berjudul “The Miracle of Enzyme” mengatakan bahwa minum susu terlalu banyak menyebabkan osteoporosis. Satu miskonsepsi umum yang terbesar mengenai susu adalah bahwa susu membantu mencegah osteoporosis. Oleh karena jumlah kalsium dalam tubuh kita berkurang seiring dengan bertambahnya usia, kita diberi tahu untuk minum susu yang banyak demi mencegah osteoporosis. Akan tetapi, ini adalah sebuah kesalahan terbesar. Minum susu terlalu banyak sebenarnya menyebabkan osteoporosis.
Saat ini, sudah banyak iklan susu yang menampilkan bahwa produk susunya memiliki kandungan kalsium yang tinggi. Pada umumnya, dipercaya bahwa kalsium dalam susu lebih mudah diserap daripada kalsium dalam makanan-makanan lain seperti ikan kecil, tetapi hal ini tidak sepenuhnya benar. Kadar kalsium dalam darah manusia biasanya terpatok pada 9-10 mg. Saat minum susu, konsentrasi kalsium dalam darah Anda tiba-tiba meningkat. Walaupun sepintas lalu hal ini mungkin terlihat seperti banyak kalsium telah terserap, peningkatan jumlah kalsium dalam darah ini memiliki sisi buruk. Ketika konsentrasi kalsium dalam darah tiba-tiba meningkat, tubuh berusaha untuk mengembalikan keadaan abnormal ini menjadi normal kembali dengan membuang kalsium dari ginjal melalui urine. Dengan kata lain, jika Anda mencoba untuk minum susu dengan harapan mendapatkan kalsium, hasilnya sungguh ironis, yaitu menurunnya jumlah kalsium dalam tubuh Anda secara keseluruhan. Dari empat negara produksi susu terbesar -Amerika, Swedia, Denmark dan Finlandia- di negara yang banyak sekali mengkonsumsi susu setiap harinya, ditemukan banyak kasus retak tulang panggul dan osteoporesis.


Beberapa fakta tentang susu menurut Shinya:
·         Tidak ada makanan lain yang lebih sulit dicerna daripada susu.
·         Kasein, yang membentuk kira-kira 80% dari protein yang terdapat dalam susu, langsung menggumpal menjadi sangat sulit dicerna.
·         Komponen susu yang dijual di toko telah dihomogenasi dan menghasilkan radikal bebas.
·         Susu yang dipasteurisasi tidak mengandung enzim-enzim yang berharga, lemaknya telah teroksidasi dan kualitas proteinnya berubah akibat suhu yang tinggi.
·         Susu yang mengandung banyak zat lemak teroksidasi mengacaukan lingkungan dalam usus, meningkatkan jumlah bakteri jahat, dan menghancurkan flora bakteri dalam usus.
·         Jika wanita hamil minum susu, anak-anak mereka cenderung lebih mudah terjangkit dermatitis atopik.
·         Minum susu terlalu banyak sebenarnya menyebabkan osteoporosis.
Perlu digaris bawahi bahwa susu sapi pada dasarnya memang untuk anak sapi. Nutrisi yang terdapat dalam susu sapi cocok untuk anak sapi yang tengah berkembang. Yang penting bagi pertumbuhan anak sapi belum tentu berguna bagi manusia. Terlebih lagi, dalam dunia alami, hewan yang minum susu hanyalah bayi yang baru lahir. Inilah cara kerja alam.  Tidak ada mamalia yang minum susu setelah dewasa kecuali homo sapiens (manusia). Hanya manusia yang dengan sengaja mengambil susu dari spesies lain, mengoksidasi dan meminumnya. Ini bertentangan dengan hukum alam.
Di Indonesia, anak-anak dianjurkan untuk minum susu dua kali sehari karena susu yang kaya nutrisi dianggap baik untuk anak-anak yang tengah tumbuh. Namun, siapa pun yang menganggap bahwa susu sapi dan air susu ibu manusia adalah sama, tentunya sangat salah.
Jika Anda mendata berbagai nutrisi yang ditemukan baik dalam susu sapi maupun dalam ASI, keduanya memang sangat serupa. Nutrisi seperti protein, lemak, laktosa, zat besi, kalsium, fosfor, natrium, kalium dan vitamin dikandung oleh keduanya. Namun, kualitas dan jumlah nutrisi ini sangat berbeda.
Komponen protein utama yang terkandung dalam susu sapi disebut kasein. Faktanya bahwa protein ini sangat sulit dicerna dalam sistem pencernaan manusia. Sebagai tambahan, susu sapi juga mengandung bahan antioksidan laktoferin, yang memperkuat fungsi sistem kekebalan tubuh. Akan tetapi, laktoferin yang terdapat dalam ASI adalah 0,15% sementara yang terdapat dalam susu sapi hanya 0,01%.
Laktoferin dalam susu sapi akan terurai oleh asam lambung, bahkan jika Anda meminum susu segar yang belum diproses menggunakan suhu tinggi, laktoferin di dalamnya akan terurai dalam lambung. Begiu pula halnya dengan laktoferin yang terdapat dalam ASI. Seorang bayi manusia yang baru lahir dapat menyerap laktoferin dari ASI dengan baik karena lambungnya masih belum berkembang sempurna, serta karena sekresi asam lambungnya hanya sedikit, laktoferin pun tidak terurai. Dengan kata lain, ASI manusia memang tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi oleh manusia dewasa.
Susu sapi, walaupun sebagai susu segar yang masih mentah, bukanlah makanan yang cocok bagi manusia. Kita mengubah susu segar yang pada dasarnya memang tidak baik bagi kita menjadi makanan buruk dengan cara homogenasi dan pasteurisasi pada suhu tinggi. Kemudian, kita memaksa anak-anak kita untuk meminumnya?
Satu masalah lain adalah orang-orang dari kebanyakan kelompok etnis tidak memiliki cukup banyak enzim laktase untuk menguraikan laktosa. Kebanyakan orang memiliki cukup banyak enzim ini pada saat masih bayi, tetapi kemudian berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Pada saat orang-orang ini minum susu, mereka mengalami berbagai gejala seperti perut bergemuruh atau diare, yang merupakan hasil ketidakmampuan tubuh mencerna laktosa. Orang yang benar-benar tidak memiliki laktase atau jumlah enzimnya rendah disebut tidak tahan laktosa. Hanya sedikit orang yang benar-benar tidak tahan laktosa, tetapi sekitar 90% dari bangsa Asia; 75% dari bangsa Hispanik, Indian Amerika dan kulit hitam Amerika; begitu pula 60% orang dari berbagai kebudayaan di Mediterania dan 15% masyarakat keturunan Eropa Utara tidak memiliki cukup banyak enzim ini.
Laktosa adalah zat gula yang hanya terdapat dalam susu mamalia. Susu hanya untuk diminum oleh bayi-bayi yang baru lahir. Walaupun banyak orang dewasa yang kekurangan laktase, pada saat baru dilahirkan, semua bayi yang sehat memiliki cukup banyak enzim tersebut untuk kebutuhan mereka. Terlebih lagi, kadar laktosa dalam ASI adalah sekitar 7%, sementara dalam susu sapi hanya 4,5%. 
Karena manusia pada saat bayi mampu minum ASI yang kaya laktosa tetapi berakhir dengan menghilangnya enzim tersebut setelah dewasa, saya yakin inilah cara alam untuk mengatakan bahwa susu bukan untuk diminum oleh orang dewasa. Jika memang menyukai rasa susu, saya sangat menyarankan Anda untuk membatasi seringnya mengkonsumsi susu, berusaha untuk minum susu yang tidak dihomogenasi, dan dipasteurisasi pada suhu rendah. Anak-anak dan orang dewasa yang tidak menyukai susu tidak boleh dipaksa untuk meminumnya. Singkatnya, minum susu tidak bermanfaat baik bagi tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar