Senin, 28 Februari 2011

“Mitos” tentang Yoghurt


Oleh : Ari Pradana dan Septia Ayuningtyas (Mahasiswa/(i) Kimia Fakultas MIPA UNLAM)

Yoghurt adalah fermentasi susu dengan bakteri asam laktat. Starter yang digunakan biasanya Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Baru-baru ini di Indonesia, berbagai macam yoghurt menjadi sangat populer karena memiliki keuntungan-keuntunngan kesehatan yang dipromosikan secara luas. Namun, saya yakin bahwa semua ini adalah gambaran yang salah.
Yang sering saya dengar dari orang-orang yang mengkonsumsi yoghurt adalah bahwa kondisi pencernaan mereka membaik, mereka tidak lagi mengalami konstipasi ( gangguan akan buang air besar ), atau pinggang mereka mengecil. Serta mereka percaya bahwa semua hasil ini berkat Laktobasilus yang terdapat dalam setiap yoghurt.
Menurut Hiromi Shinya, MD seorang dokter ahli bedah dunia dan juga sebagai Guru Besar Kedokteran Albert Einstein College of Medicine, AS yang menuliskan sebuah buku berjudul “The Miracle of Enzyme” mengatakan bahwa semua gambaran baik dan sehatnya yang didapatkan dari mengkonsumsi yoghurt itu sendiri adalah salah besar. Menurutnya, kepercayaan akan keuntungan-keuntungan Laktobasilus ini sejak awal saja sudah dipertanyakan. Aslinya, laktobasilus terdapat di dalam usus manusia. Bakteri ini disebut “bakteri yang bermukim di dalam usus”. Tubuh manusia memiliki suatu sistem kekebalan tubuh atau pertahanan melawan bakteri dan virus yang datang dari luar, jadi bahkan bakteri-bakteri yang biasanya baik untuk tubuh anda, seperti laktobasilus, akan diserang dan dihancurkan oleh perahanan alami tubuh jika mereka bukan bakteri yang bermukim di dalam usus.

Garis pertahanan terdepan adalah asam lambung. Saat laktobasilus dari yoghurt memasuki lambung, sebagian besar dari mereka dimatikan oleh asam lambung. Maka dari itu, baru-baru ini dilakukan perbaikan dan yoghurt pun dipasarkan dengan slogan-slogan yang dapat memikat dan bahkan mengelabui konsumen seperti “laktobasilus yang berhasil mencapai usus Anda” atau “lakobasilus tahan asam lambung”. Namun, bahkan jika bakteri tersebut dapat mencapai usus, apakah memang mungkin bakteri tersebut dapat bekerja sama dengan bakteri-bakteri yang memang bermukim di dalam usus?
Menurut Shinya, “alasan saya mempertanyakan klaim mengenai yoghurt ini adalah karena dalam konteks klinis, karakteristik usus orang-orang yang mengkonsumsi yoghurt setiap hari tidak pernah baik. Saya menduga keras bahwa jika laktobasilus di dalam yoghurt dapat mencapai usus hidup-hidup, mereka  tidak membuat usus bekerja lebih baik, malah hanya mengacaukan flora usus saja”.
Lalu, mengapa banyak orang yang merasa bahwa yoghurt efektif dalam memperbaiki kesehatan mereka? Bagi banyak orang, yoghurt seolah “menyembuhkan” konstipasi. Namun, “penyembuhan” ini sesungguhnya adalah suatu kasus diare ringan. Beginilah hal ini mungkin bekerja : Orang dewasa tidak memiliki cukup enzim yang menguraikan laktosa (yaitu enzim laktase). Laktosa adalah gula yang terdapat di dalam produk-produk susu, tetapi laktase yaitu enzim yang dapat menguraikan laktosa mulai berkurang jumlahnya dalam tubuh kita selama kita umbuh menjadi dewasa. Kalau dipikir, hal ini cukup alami karena susu adalah sesuatu yang diminum oleh balita, bukan orang dewasa. Dengan kata lain, laktase adalah enzim yang tidak diperlukan oleh orang dewasa.
Yoghurt mengandung banyak laktosa. Oleh karenanya, pada saat Anda mengkonsumsi yoghurt, yoghurt itu tidak dapat dicerna dengan baik akibat kurangnya enzim laktase, yang kemudian berakibat pada kesulitan mencerna. Pendeknya, banyak orang yang mengalami diare ringan jika mereka mengkonsumsi yoghurt. Akibatnya, diare ringan ini, yang sesungguhnya adalah ekskresi kotoran stagnan yang selama itu terakumulasi dalam usus besar, secara keliru dianggap sebagai pengobatan terhadap konstipasi.
Kondisi usus Anda akan memburuk jika Anda mengkonsumsi yoghurt setiap hari. Jika Anda mengkonsumsi yoghurt setiap hari, bau kotoran dan gas Anda akan menjadi semakin tajam. Inilah suatu indikasi bahwa lingkungan usus Anda semakin memburuk. Alasan timbulnya bau tersebut adalah karena racun tengah diproduksi di dalam usus besar. Oleh karena itu, walaupun banyak orang yang membicrakan efek-efek kesehatan yoghurt secara umum (dan perusahaan-perusahaan yoghurt dengan senang hati menggembar-gemborkan produk mereka), dalam kenyataannya, banyak hal menyangkut yoghurt yang tidak baik bagi tubuh Anda.
Saai ini kita telah memasuki suatu masa dimana kita harus menjaga kesehatan kita sendiri. Daripada hanya menerima informasi yang diberikan seseorang kepada Anda, kebenarannya juga perlu dipastikan dengan menguji informasi itu pada tubuh Anda sendiri.
Saat mengatakan Anda harus mengujinya dengan tubuh Anda sendiri, maksud saya bukan hanya dengan memakan atau mencoba sesuatu yang lain. Orang yang percaya bahwa yoghurt menghilangkan konstipasi karena menyebabkan diare tidak melihat keseluruhan gambarannya. Mengujinya dengan tubuh Anda sendiri berarti pertama-tama mendengarkan nasehat terbaik yang bisa Anda dapatkan, kemudian mempraktekkannya dan akhirnya memeriksakan saluran Pencernaan Anda secara teratur kepada seorang dokter terpercaya. Dengan cara ini, Anda dapat mengkonfirmasi atau menolak hasil-hasil nasehat orang lain. Agar dapat menjalani hidup berumur panjang dan sehat, janganlah disesatkan oleh suara-suara yang datang dari luar, condongkanlah kepala Anda dan dengarkanlah suara-suara yang datang dari dalam tubuh Anda sendiri.
Berdasarkan sumber The Wellness Encyclopedia (1991) menyebutkan bahwa setiap 227 gram yoghurt mengandung 275 – 400 mg kalsium, angka yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan sumber kalsium yang lain. Kandungan gizi lain adalah vitamin B-komplek untuk kesehatan reproduksi, protein untuk pertumbuhan, mineral dan vitamin lain untuk menjaga dan memelihara kesehatan sel tubuh. Namun yang saya ketahui bahwa tubuh kita setiap harinya memerlukan kalsium sebanyak 0,8 mg tiap harinya. Apabila kita berfikir dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium lebih dari 0,8 mg tiap hari akan sangat baik untuk tubuh kita. Itu merupakan hal yang keliru karena mengkonsumsi kalsium yang berlebih dapat menyebabkan toksik ( racun ) dalam tubuh, maka dengan sendirinya kalsium yang berlebih tersebuat akan bibuang oleh tubuh melalui urin pada umumnya. Lebih baik mengkonsumsi makanan yang mengandung sedikit kalsium tetapi teratur, hal ini lebih aman karena kadar kalsium dalam tubuh akan terjaga pada 0.8 mg tanpa perlu mengalami lonjakan jumlah kalsium tubuh yang membuat tubuh terpaksa menurunkan kadar kalsium pada kadar semula. Akibatnya makanan yang mengandung kalsium yang kita konsumsi akan terbuang sia-sia.
Sedangkan untuk vitamin B-kompleks tubuh memerlukan 0,002 – 2 mg asupan tiap harinya. Sama halnya pada kalsium, memberi asupan vitamin secara berlebihan pada tubuh secara sekaligus akan membuat gangguan sistem keseimbangan  kadar vitamin dalam tubuh. 
Ingat kesehatan tubuh kita tidak hanya dapat dilihat dari satu sisi yakni makanan saja, walaupun makanan berpotensi besar sebagai  sumber racun bagi tubuh. Banyak aspek lain yang perlu dikaji yakni olahraga, lingkungan, rutinitas, dan pisikologis diri. Kesehatan tubuh kita hanya kitalah yang mengendalikan, jadi kapan kita ingin sehat atau kapan kita ingin sakit semua bergantung pada keputusan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar